Minggu, 04 Desember 2011


Read More..

Rabu, 02 November 2011

KAMMI demo Century

KAMMI Tegal Desak Penuntasan Kasus Century



Slawi, CyberNews. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Tegal menggelar aksi demo menyikapi satu tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya, Boediono. Dalam demo yang berlangsung di depan Sekretariat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal, Kamis (21/10), mereka mendesak pemerintah pusat segera mengusut tuntas kasus dugaan korupsi Bank Century.

Meski pendemo kurang dari 10 orang, namun aksi yang berlangsung sekitar 15 menit ini menarik perhatian PNS maupun anggota DPRD Kabupaten Tegal yang hendak masuk ke sekretariat tersebut. Dengan menggunakan alat pengeras suara dan ikat kepala, seorang aktivis meneriakkan tuntutannya menyikapi pemerintahan SBY-Boediono.

Aksi demo yang mendapatkan pengawalan dari aparat Polres Tegal ini juga meminta supaya penegak hukum berani dan bertindak tegas dalam memberantas korupsi. Tuntutan lainnya adalah menolak kenaikan gaji pejabat negara dan pemerintah agar bisa menghentikan segela bentuk kebusukan politik yang menyengsarakan rakyat.


Selain itu juga penolakan terhadap kenaikan bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik. Ketua Divisi Kebijakan Publik KAMMI Tegal, Amirrudin menegaskan, pernyataan sikap ini merupakan kritik maupun saran dari generasi baru rakyat Indonesia yang memiliki mimpi. Momentum ini diharapkan bisa menjadikan pemimpin pemerintahan berubah. Dengan demikian, cita-cita masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bisa terwujud. ( Royce Wijaya / CN14 )

Read More..

Refleksi bareng OKP & LSM

Hari Ini, Gelar Demo Malaysia

Ditulis oleh Administrator

Sunday, 29 August 2010

SLAWI – Refleksi kebangsaan yang dilakukan pengurus simphoni kebangsaan Tegal dengan beberapa organisasi kepemudaan dan lembaga kemasyarakatan, akhirnya mengerucut untuk melakukan aksi kepedulian terhadap bangsa yang sudah di lecehkan negara tetangga (Malaysia) untuk membuktikan bahwa Tegal rakyatnya masih bersatu dan cinta tanah air dan bangsa.

Hadir pada malam itu Jumat (27/8) kemarin di Padepokan simphoni kebangsaan beberapa organisasi kepemudaan (OKP) seperti organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Tegal, Himpunan Mahasiswa islam (HMI) Tegal, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Tegal, Ikatan Pelajar nahdlotul Ulama (IPNU) Kabupaten Tegal, BEM UPS, BEM STAIBN, BEM ABA dan beberapa BEM atau OKP lainnya serta lembaga kemasyarakatan seperti LSM Gerbang mataram, Benteng Masyarakat, Banteng Muda Indoensia, beberapa pengurus HKTI, DHC 45 dan lain sebagainya dengan perwakilan yang ada dan memberikan refleksi kebangsaanya.

Semua ketua-ketua memberikan refleksinya terkait yang sedang dialami bangsa ini. Yang mana bangsa sudah di lecehkan negara Malaysia, yang akhirnya mengerucut untuk melakukan aksi bersama atas nama rakyat Tegal, Senin (30/8). Sekarang, untuk menunjukan bahwa masyarakat Tegal masih menjaga bangsa ini tanpa ada pelecehan dari negara manapun.

Menurut pendiri simphoni kebangsaan HM Maringgih Marnadi dalam mengawali acara refleksi itu mengatakan, bahwa sebenarnya menteri luar negeri Indonesia sudah 10 kali memprotes kepada negara Malaysia terkait dengan beberapa pelanggaran Internasional yang sudah dilakukan negara tersebut, baik mulai dari ambalat dan sebagainya. Akan tetapi negara Malaysia itu tidak pernah merespon protes yang dilakukan bangsa Indonesia, sementara ketiak protes yang kesebelas baru di respon akan tetapi justru Malaysia balik memprotes bangsa kita.

“Sebuah bangsa kalau sudah di beginikan berarti sudah menghina, padahal kita mempunyai kedaulatan, harga diri dan di bulan Agustus ini sebagai bulan kemerdekaan kita. Bagaimana kita coba tingkatkan jatidiri kita, untuk mendukung pemerintah agar dengan sikap tegas memprotes kepada malasysia dan menunjukan ke dunia luar bahwa masyarakat Kabupaten Tegal khususnya masih punya persatuan dan kesatuan,” kata Marsinggih serasa prihatin dengan keadaan bangsa ini.

Sementara menurut ketua LSM Gerbang Mataram Bambang mengatakan, sesungguhnya di zaman presiden sokarno sudah pernah mengatakan Dwi Komado Rakyat (Dwikora), yang pertama adalah ganyang Malaysia dan yang kedua mobilsasi umum dengan membentuk Sukarelawan Ganyang Malaysia. “Mari kita kobarkan semangat untuk menunjukan kepada dunia dan pemerintah supaya bersikap tegas kepada Malaysia dengan yang sudah mereka lakukan demi kedaulatan merah putih,” katanya. (mg2)

Read More..

Mahasiswa Tegal Lawan Koruptor

Kamis, 09/12/2010, 17:24

Ratusan Mahasiswa Gelar Demo Satukan Tekat Lawan Korupsi

Riyanto Jayeng













Sekda Kota Tegal, Edi Pranowo menyampaikan dukungan pemberantasan korupsi ditengah-tengah para demonstran. (FT: Riyanto Jayeng)









PanturaNews (Tegal) - Peringatan Hari Anti Korupsi yang jatuh pada 09 Desember 2010 di Kota Tegal, Jawa Tengah, diwarnai dengan aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dari berbagai kelompok aktifis di Alun-alun Kota Tegal, Kamis 09 Desember 2010.

Para pendemo menuntut kepada Pemkot Tegal, agar mendukung pemberantasan tindak korupsi dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Dalam pers releasenya, kelompok yang mengaku aktifis mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), PMII, KAMMI, IMM, BEM STAIBN Slawi, BEM UPS Tegal, Barisan Antikorupsi Indonesia (BAKIN), GNPK, LAP3 Teratai, Teater Songo, Sapma PP, dan Koti PP Kabupaten Tegal yang tergabung dalam Aliansi Tegal Anti Korupsi itu, menyatakan tekadnya akan melawan segala bentuk tindak korupsi yang terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah kota dan Kabupaten Tegal.

Rombongan aksi unujuk rasa yang sebelumnya dipusatkan di Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal itu selanjutnya bergabung dengan massa unjuk rasa yang berpusat di kawasan Monumen Gerakan Banteng Negara (GBN) di Procot, Kabupaten Tegal.

Di Balaikota Tegal, kelompok massa unjuk rasa yang sebelumnya minta ditemui oleh Walikota Tegal, H Ikmal Jaya SE Ak itu hanya ditemui Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tegal, Edi Pranowo SH MM, karena Walikota sedang tidak berada di tempat. Pada kesempatan itu, Edi Pranowo menyampaikan dukungannya untuk upaya-upaya pemberantasan tindak korupsi.

“Kami sangat mendukung tindakan tegas terhadap pelaku korupsi di lingkungan Pemkot Tegal. Kami juga mendukung sikap tegas para relawan maupun LSM yang memantau kinerja Pemkot Tegal dalam kaitannya dengan tindak korupsi,” kata Edi.

Pada kesempatan itu, salah seorang aktifis dari Universitas Panacasakti Tegal, Indra Pras Ciptawan mengatakan, akan melawan segala bentuk tindak korupsi yang menjangkiti birokrasi pemerintahan baik di lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Sebab menurutnya, korupsi adalah penyakit masyarakat yang paling dahsyat.

“Kami menghimbau kepada pemerintah Indonesia, khususnya Kepolisian dan KPK, agar kembali menuntaskan kasus bailout century, menjerat Gayus, tersangka kasus mafia pajak dengan pasal yang memberatkan bukan dengan pasal gratifikasi, seret pelaku korupsi di kabupaten Tegal yang sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh penegak hukum, awasi mafia pertanahan di Kabupaten Tegal, selidiki tikus-tikus di dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal, bersihkan bumi pertiwi dari bahaya laten Korupsi,” tandas Indra.

Sementara, kordinator aksi Bambang Asmoyo mengatakan, tindak korupsi merupakan kejahatan yang sangat luar biasa, oleh karenanya penanganannya pun harus dengan cara-cara yang luar biasa.

Pendemo “Paksa”Sekda Berorasi



Thursday, 09 December 2010

TEGAL (SINDO) – Ratusan pengunjuk rasa dari berbagai elemen mahasiswa dan organisasi kepemudaan menggelar aksi peringatan Hari Antikorupsi di depan kantor pemerintahan Kota Tegal, kemarin.

Elemen tersebut antara lain gabungan dari GMNI, HMI,PMII, KAMMI,IMM,BEM STAIBN Slawi, BEM UPS Tegal, Barisan Antikorupsi Indonesia (BAKIN), GNPK, LAP3 Teratai, Teater Songo, Sapma PP, dan Koti PP Kabupaten Tegal.Dalam aksinya,mereka menyatukan suara untuk membebaskan Kota Tegal dari korupsi. Aksi yang sebelumnya berangkat dari Pantai Alam Kota Indah (PAI) Tegal menuju sejumlah titik aksi lainnya, yakni di depan Balai Kota Tegal, Pemkab Tegal dan berakhir di seputar Gerakan Banteng Nasional (GBN) Slawi.

Dalam aksinya, mereka tak henti-hentinya meneriakkan yelyel yang menyatakan agar Tegal harus bebas dari korupsi.Terlebih saat pengunjuk rasa menggelar aksinya di depan Balai Kota Tegal. “Kami mohon Wali Kota atau Sekda menghadap kami untuk menyatakan agar Tegal bebas korupsi,“ kata salah satu orator Bangun, Riski Dermawan, di Tegal kemarin. Beberapa menit kemudian, Sekda Tegal Edy Pranowo,sebagai perwakilan pemerintah setempat, keluar menemui massa di dalam pagar lingkungan kantor, sementara para pendemo berada di luar.

Massa kemudian memaksa Sekda keluar dan berada di tengahtengah mereka.Setelah ada jaminan keselamatan, Edy menuruti kemauan pengunjuk rasa. “Saya mewakili pemerintahan setempat merasa senang dengan kegiatan semacam ini, bahkan pemerintah ikut mendukung,”tandasnya. Demo peringatan Hari Antikorupsi juga terjadi di Kabupaten Tegal. Seperti halnya aksi di Kota Tegal, massa yang sama memaksa Sekda Kabupaten Tegal berorasi menyatakan Kabupaten Tegal harus bebas dari korupsi, baik yang dilakukan pemerintah maupun kalangan swasta.

Koordinator aksi Bambang Asmoyo mengatakan korupsi merupakan kejahatan luar biasa.Karena itu, penanganannya harus dengan cara yang luar biasa. Korupsi dilakukan secara sistematis dan merusak sendi-sendi peradaban bangsa. “Korupsi merugikan kepentingan rakyat banyak dan harus segera diberantas. Jangan hanya janji-janji,”tandasnya. Di Brebes, aksi serupa dilakukan di halaman Pemkab Brebes yang dilakukan oleh LSM Gerakan Berantas Korupsi (Gebrak) Brebes. Mereka menuntut agar KPK segera melakukan penanganan lebih serius terhadap kasus korupsi yang ada di Brebes. (akrom hazami)

Read More..

Demo Anti Korupsi di Kota Tegal

Rakyat menderita, bersihkan Pemkot dari Korupsi

Aksi demo yang dilakukan sejumlah aktifis mahasiswa, KAMMI,HMI, SPN, pemuda dan sejumlah LSM yang mengatasnamakan Front Pemberantas Koruspsi Kota Tegal, Kamis (17/2) siang kemarin sengaja menggeruduk Kantor DPRD setempat dengan jalan kaki dan berkendaraan becak. Melalui orasi mereka menuntut Pemkot Tegal supaya dibersihkan dari segala tindakan koruspsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Karena tindakan korupsi tersebut amat membikin rakyat menderita.

Selama ini kondisi Pemkot Tegal terlalu ditutup-tutupi dengan macam-macam cara sehingga seolah menominasikan Kota Tegal sebagai daerah nomor dua terbersih dari tindakan korupsi. Itu semua bohong, dan membohongi publik, karena pada kenyataannya daerah ini sama suburunya dengan daerah lain yang berjelepotan korupsi.

Ada sebanyak 9 point yang menurut mereka Pemkot, yakni DPRD dan Walikota harus mempertanggungjawabkannya. Antara lain masalah pengadaan pembelian mobil dinas untuk DPRD sebanyak 9 unit mobil dengan merek berkelas dianggap telah melanggar aturan Permendagri No37 tahun 2010 tentang cara penyusunan APBD. Dalam aturan tersebut menyatakan fraksi bukan merupakan alat kelengkapan DPRD. Fraksi dalam aturan tersebut diberikan fasilitas, namun tidak termasuk mobilitas, demikian sebagai anggota biasa juga tidak memiliki hak untuk diberi fasiltas kendaraan dinas dari APBD.

Karena itu mereka mendesak agar pengadaan kendaraan dimaksud harus dibatalkan. Ingat rakyat masih banyak yang susah bahkan ada yang masih makan nasi aking (nasi bekas), ingat kalian disini mendapat tugas dari rakyat maka harus mempertanggungjawabkan apa yang menjadi amanat rakyat, tandas mereka berapi api.

Berikut diungkap soal adanya penyelewengan dana penyertaan modal investasi Pemkot ke PDAM sekitar Rp2,3 miliar, hingga terbentuk Pansus PDAM. Kasus Pasar Pagi, Pemkot dituntut ganti rugi Rp11 miliar oleh pengusaha jasa konstruksi, dan ditengarai DPRD akan memenuhi tuntutan tersebut melalui dana Cash Back dalam bentuk prosentase yang akan dibagi-bagikan sebagai kesepakatan Pemkot dengan pengusaha dimaksud.

Dalam penjualan sewa ruko Pasar Pagi, ternyata ada oknum pejabat penting yang berani menggunakan rekening pribadi untuk urusan transaksi. Oknum pejabat tersebut adalah Sekda, yang kini sudah masuk pensiun, tapi anehnya kata mereka kok masih ingin mengajukan perpanjangan masa jabatannya lagi, sehingga menjadi pertanyaan banyak pihak, ada apa gerangan dengan itu semua.

DPRD Kota Tegal dalam setahun menganggarkan Bintek (pembinaan teknik) sebesar Rp8 miliar. Kata mereka itu sebuah kebohongan, sebab pada kenyataannya uang itu hanya untuk rekreasi dan foya-foya. Program itu sama sekali tak berpihak pada kepentingan rakyat dan aspirasi rakyat, hasilnya pun tidak ada manfaatnya.

Pembangunan Gedung DPRD baru dengan anggaran Rp4,8 miliar. Desain awal ditetapkan 3 lantai, namun entah apa alasannya, tak begitu jelas, tiba tiba berubah menjadi dua lantai. Katanya ada adendem, tapi sisa uang tersebut tidak jelas. Akhirnya terungkap dalam pelaksanaan lelang ada upaya pengkondisian untuk memenangkan rekanan tertentu.
Begitu pula untuk proyek penanggulangan bencana alam (PBA) senilai Rp6,5 miliar yang pelaksanaannya baru akan berjalan, lelang sesuai mekanisme, namun ada indikasi uangnya sudah dibagi bagikan. Sedangkan satu hal menjadi tuntutan sampai pada ranah hukum adalah menyangkut pengadaan beras gartis (rastis) untuk orang miskin yang baunya busuk. Sesuai hasil investigasi ada perubahan spek, jenis beras tidak sesuai aturan yang ada. Siapa yang salah? Rekanankah atau siapa? Ini yang layak diusut, kata mereka.

Juga kaitan masalah upah buruh yang tidak layak, dewan dinilai selama ini belum mensikapi dan cenderung lemah didalam melakukan kontrol sehingga sikap dewan dianggap tak ada keberpihakan lagi dengan kepentingan rakyat kecil.

Para pendemo yang hadir saat itu sempat kecewa karena keinginan untuk bertemu seluruh anggota dewan, termasuk ketua dewan, walikota, dan sekda, tidak berhasil. Nampak kantor Dewan Kota Tegal sepi, keciali hanya beberapa gelintir orang, walaupun rencana demo sudah ada ijin pemberitahuan lewat surat, tapi tak direspon. Alasannya karena sebagian besar anggota dewan sebanyak 35 orang hari itu masih kunjungan kerja di luar pulau Jawa, kecuali beberapa orang anggota yang ditugasi jaga gawang. Diantaranya adalah Wakil Ketua II DPRD Teguh Iman Santoso, SH (ck-219 )

Read More..

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

KAMMI

Pengikut

Waktu Shalat Tegal

 

Template by NdyTeeN